Neraca Pembayaran adalah catatan dari semua transaksi
ekonomi internasional yangmeliputi perdagangan, keuangan dan moneter antara
penduduk dalam negeri dengan penduduk luar negeri selama periode waktu
tertentu, biasanya satu tahun atau dikatakansebagai laporan arus pembayaran (keluar
dan masuk) untuk suatu Negara.
Tujuan utama Neraca Pembayaran adalah untuk memberikan informasi
kepada pemerintah tentang posisikeuangan dalam hubungan ekonomi dengan
negaralain serta membantu di dalam pengambilankebijaksanaan moneter, fiskal, perdagangan
dan pembayaran internasional.
Balance of Payment
Balance of
payment (Bop) atau neraca pembayaran (N/P) mencatat semua tansaksi sebuah
negara dengan negara lain, yang meliputi transaksi internasional sebuah negara
pada suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Bop memiliki dua komponen
utama, yaitu :
1. Current account (neraca berjalan), terdiri dari transaksi
impor dan ekspor barang dan jasa. Pada current account, ekspor dicatat
sebagai kredit karena menghasilkan devisa baginegara. Sedangkan impor dicatat
sebagai debit karena “menghilangkan”/mengeluarkandevisa dari negara. Selain
ekspor dan impor, transaksi lain yang termasuk dalam currentaccount adalah
pembayaran faktor (factor payment) dan unilateral transfers.
2. Financial account (dulunya disebut capital account), yang
mencatat transaksi asetfinansial, transfer pembayaran, piutang maupun utang
internasional. Ini mencakup pencatatan akan FDI (foreign direct investment
atau Penanaman Modal Asing/PMA), pembayaran dividen, cicilan hutang, bunga
atau utang, pembelian surat berharga, saham,dan lain sebagainya. Financial
account mengukur devisa masuk dan keluar seperti padacurrent account, dimana
transaksi yang menghasilkan devisa dicatat sebagai kredit (capital inflow).
Sebaliknya, transaksi yang mengakibatkan devisa keluar dari suatunegara dicatat
sebagai debit (capital outflow).
Contoh transaksi yang menghasilkan devisa (kredit) pada
financial account adalah :hutang luar negeri, FDI, pembelian saham maupun
obligasi dalam negeri oleh investor asing, dls. Semua transaksi ini
mendatangkan devisa bagi negara. Misalnya transaksi berlangsung antara
Indonesia-Amerika, maka cadangan dolar (devisa) Indonesia akan bertambah
akibatnya adanya transaksi-transaksi diatas.
Sedangkan contoh transaksi yang mengurangi devisa (debit)
pada financial account adalah : pembayaran cicilan hutang luar negeri,
pembayaran bunga dari hutang luar negeri, pembayaran dividen atas saham
dalam negeri yang dimiliki investor asing, pembayaran bunga dan hutang
obligasi yang jatuh tempo, pengiriman laba dari FDI atauinvestasi asing yang
ditanamkan di dalam negeri, Dan lain sebagainya. Semua transaksi ini
mengurangidevisa suatu Negara.
Dua Fitur
Utama FINANCIAL ACCOUNT:
1.
Capital in flow.
dana/modal yang masuk ke dalam
suatu negara (dicatat sebagai kredit), misalnya melalui investasi
asing (FDI), pembelian saham, obligasi, atau
surat berharga lainnya. Capital inflow yang berkontribusi baik bagi
perekonomian adalah yang dalam jangka panjang, misalnya melalui investasi modal
riil (FDI) berupa pembangunan pabrik, pembelian mesin baru, dls. Sedangkan
capital inflow jangka pendek sering juga disebut “hot money”, merupakan
dana yang hanya singgah sebentar di suatu negara dan tidak berkontribusi
langsung ke peningkatan output (GDP). Hot money biasanya
hanya mencari keuntungan jangka pendek, misalnya dari
pembelian saham.
2.
capital out flow.
dana/modal yang keluar dari
suatu negara (dicatat sebagai debit), misalnya ada swasta/masyarakat yang
melakukan investasi (baik FDI maupun pembelian saham dan
surat berharga lainnya) di luar negeri, pembayaran cicilan hutang luar
negeri, pembayaran bunga atas hutang luar negeri, dls. Dalam suatu
perekonomian, secara teoritis defisit atau surplus pada salah satu account
diatas akan ditutupi oleh surplus/defisit pada account yang satunya. Dengan
demikian, Bop dapat mencapai kondisi equilibrium/balanced/nol. perlu diperhatikan
bahwa kondisi ekuilibrium ini dapat tercapai baik ketika net ekspor positif
(surplus atau ekspor > impor) maupun negatif (defisit atau ekspor <
impor).
Neraca
Pembayaran secara Keseluruhan Harus Berimbang
Pada nilai yang berlaku antara dolar dan yen, para pemegang
yen ingin membeli dolar lebih banyak dari para pemegang dolar yang
menginginkan yen. Akan tetapi, para pemegang yen sesungguhnyatidak dapat
membeli lebih banyak dolar dari yang bisa dijual oleh para pemegang dolar.
Disebabkan jumlah dolar yang diminta melebihi jumlah yang ditawarkan.
Apabila kita menjumlahkan semua penerimaan, maka semuanya harus
sama dengan seluruh pembayaran yang dilakukan oleh pemegang dolar. Hubungan
tersebut dapat dinyatakan dalam persamaan:
C_R+ K_R+ F_R=C_P+ K_P+F_P
Dimana:C : Transaksi Berjalan
K : Neraca ModalF : Transaksi pemerintah
P : Pembayaran
R : Penerimaan
Balance of payment (Bop) atau neraca pembayaran
(N/P) terdiri atas tiga saldo, yakni saldo neraca transakski berjalan (TB),
saldo neraca modal (CA),dan saldo neraca moneter (MA)
1.
Neraca Saldo (TB) : jumlah saldo dari
neraca perdagangan (NP) yang dimana mencatat ekspor (X)dan impor (M) barang,
yang mencatat X dan M juga terrmasuk pendapatan royalti dan bungadeposito, dan
kiriman uang tenaga kerja indonesia di luar negeri. Yakni yang mencatat
transaksikeuangan internasioannl sepihak atau tanpa melakukan kegiatan tertentu
sebagai kmpensasi dari pihak penerim. Contohnya seperti mendapat hibah
atau bantuan dari luar negeri.
2.
Neraca modal (CA) : neraca yang mencatat
arus modal (K) jangka pendek dan jangka panjangyang masuk dan keluar. Berbeda
dengan pencatatan pada TB dalam CA , M modal atau arus K masuk dianggap
sebagi keuntungan bagi negra yang bersangkutan, oleh sebab itu dicatat
sebagaitransaksi kredit (positif) sedangkan arus kas K keluar (kerugian)
dicatat sebagai transaksi debit(negatif)
3.
MA atau disebut juga ‘lalu lintas
moneter’ yaitu neraca yang mencatat perubahan cadangan devisa yang masuk dan
keluar dari suatu negara dalam suatu periode tertentu yang dicatat oleh
bank centralnya, Sehinggakeluar masuknya devisa tercatat dengan jelas dan
detail. Sedangkan perubahanCD atau saldo devisa yang diperoleh dari penjumlahan
saldo TB dan saldo CA, jadi bukan CD yang dicatat secara resmi, disebut neraca
cadangan (RA). Relasi anatara BOP dan CD atauu RA dapat disederhanakan dalam
bentuk persamaan berikut :
CD
= BOP = TB + CA
Transaksi
barang dan jasa
Persamaan penghasilan nasional :
Y
= C + I + G + ( X – M )
Keterangan
:
Y
= Penghasilan Nasional
C
= Pengeluaran KonsumsiI = Pengeluaran Investasi
G
= Pengeluaran Pemerintah
X
= Ekspor M = Impor
( X – M ) merupakan neraca pembayaran (netto). Apabila (X – M) positip
berarti ( C + I + G ) <Y,implikasinya bahwa suatu negara menghasilkan lebih
banyak dari yang digunakan sehinggakelebihan dijual di luar negeri, ( X – M )
bernilai negatip berarti negara itu pengeluarannya lebih besar dari pada
yang dihasilkan.
Persamaan
kurva IS dalam perekonomian terbuka, Y = C + I + G + X, (X = net ekspor atau
ekspor – impor). Berdasarkan persamaan tersebut, maka
suatu negara mengalami defisit pada X (atau defisit pada current
account) apabila permintaan domestik > output domestik,
atau C + I + G > Y. Sebaliknya, suatu negara mengalami surplus
pada X apabila permintaan domestik < output domestik, atau C + I +
G < Y. Logikanya adalah sebagai berikut : ketika permintaan
konsumsi suatu negara melebihi output yang mampu
diproduksinya, maka diperlukan impor untuk menutupi kekurangan
tersebut. Hasilnya adalah defisit pada current account. Hal yang
sama terjadi apabila permintaan domestik < output domestik.
Secara teoritis,
jika current account mengalami defisit, yang berarti impor > ekspor,
maka negara harus mencari devisa atau capital inflow
untuk menutupi kekurangan tersebut. Seperti penjelasan diatas,
capital inflow ini dapat diperoleh melalui FDI, penjualan saham atau
obligasi, maupun penjualan aset lainnya ke luar negeri. Dengan demikian, negara
dapat memperoleh devisa untuk membayar impornya yang melebihi ekspor (karena
devisa yang dihasilkan dari ekspor tidak mencukupi untuk membayar impornya yang
lebih besar). Hal ini akan menambah (kredit) pada financial account,
sehingga terjadi surplus sejumlah defisit pada current account. Hasilnya
(secara teoritis), Bop akan tetap nol (ekuilibrium).
Sebaliknya,
ketika current account surplus, negara memiliki kelebihan devisa. Devisa ini
dapat dijadikan cadangan devisa (untuk membayar defisit di masa depan),
diinvestasikan ataupun dipinjamkan ke negara lain. Secara teoritis, ini akan
mengurangi (debit) pada financial account, sehingga terjadi defisit
sejumlah surplus yang terjadi pada current account, sehingga Bop akan tetap nol
(ekuilibrium).
Defisit dan Surplus pada Current Account
Defisit pada
current account tidak selalu berarti buruk, dan sebaliknya, surplus juga
tidak selalu berarti baik. Pada zaman dulu, para
ahli ekonomi dan negara selalu mengupayakan kondisi surplus
dan menyebutnya sebagai “favorable condition”, sedangkan kondisi defisit
disebut sebagai “unfavorable condition”. Sampai sekarang kaum merkantilis masih
percaya mengenai hal tersebut. Namun para ahli ekonomi kini berpendapat lain.
Hal yang perlu diperhatikan disini adalah penyebab terjadinya
defisit atau surplus tersebut. Ada beberapa kondisi yang mungkin
dialami negara ketika current account-nya mengalami defisit :
1. Konsumsi melebihi
jumlah yang mampu diproduksi. Kondisi ini dalam jangka panjang
akan membahayakan perekonomian karena defisit yang terjadi cenderung
ditutupi dengan hutang luar negeri maupun penjualan aset ke luar negeri, yang
akan membutuhkan “pembayaran” dimasa yang akan datang.
2. Menurunnya
“competitive advantage” produk suatu negara di negara lain. Hal ini
biasanya disebabkan oleh harga yang lebih mahal. Harga
yang lebih mahal membuat produk domestik
kurang menarik bagi konsumen di negara lain. Ini terutama
sering dikaitkan dengan kurs tukar. Kurs tukar yang terlalu kuat akan
mengakibatkan harga produk suatu negara menjadi relatif mahal
di luar negeri, sehingga konsumen luar negeri menjadi enggan
untuk membeli.
Menurut para
ahli, ada beberapa alasan mengapa kondisi current account yang
defisit tidak perlu dikhawatirkan :
1. JIka defisit
current account didanai dengan capital inflow jangka panjang, maka ini
dapat menguntungkan bagi ekonomi karena akan meningkatkan
kapasitas produksi di negara tersebut.
2. Di era
globalisasi seperti sekarang ini, mencari dana untuk mendanai defisit tidaklah
susah.
3. Jika
defisit sudah terlalu besar, maka akan mengakibatkan
devaluasi pada mata uang sehingga dapat membantu mengurangi defisit. Ketika
terjadi devaluasi, harga produk ekspor suatu negara akan relatif murah bagi
konsumen di negara lain, sehingga permintaan ekspor akan bertambah. SEbaliknya,
harga produk impor akan relatif lebih mahal di dalam negeri, sehingga
permintaan produk impor akan berkurang.
Namun ada juga
alasan-alasan mengapa kita perlu mengkhawatirkan kondisi current
account yang defisit :
1.
Defisit yang terjadi dalam jangka panjang perlu
diwaspadai karena membutuhkan pendanaan terus menerus. Pendanaan ini
biasanya berupa pinjaman dari luar negeri (sehingga ada surplus pada
financial account), yang tentu
saja harus dikembalikan di masa depan. jika defisit yang
terjadi melebihi 6% dari GDP, maka akan berbahaya jika negara bergantung pada
aliran dana dari luar (capital inflow).
2.
Banyak negara tidak mampu meminjam dalam
jumlah besar dan pada tingkat bunga yang rendah, apalagi jika tidak
ada kepercayaan dari dunia internasional. JIka ini yang
terjadi, maka negara terpaksa harus menaikkan suku bunga agar dapat
menarik dana dari investor asing, yang tentunya juga dapat
mengakibatkan masalah baru bagi kondisi makro ekonomi
didalam negeri.
3.
Defisit yang terlalu besar dapat menjadi tanda
terjadinya ketidakseimbangan dalam ekonomi, kelemahan struktural, dan
sektor produksi yang tidak ‘kompetitif”. Biasanya ini mengakibatkan
konsumsi yang melebihi produksi, sehingga diperlukan impor untuk menutupi
kekurangan tersebut. Selain itu, pinjaman luar negeri yang dilakukan
pemerintah juga dapat meningkatkan permintaan agregat, sehingga
permintaan konsumsi impor ikut bertambah.
4.
Defisit pada current account cenderung akan menaikkan
hutang luar negeri. Dalam jangka panjang, defisit yang pada mulanya hanya
terjadi di current account ini dapat berimbas ke financial account karena
pinjaman luar negeri tersebut akan membutuhkan pembayaran bunga dan cicilan
hutang. Contoh lainnya adalah penjualan saham ke luar negeri
untuk mendapatkan devisa guna menutupi defisit
current account, suatu saat tentu harus dibayar dividennya. Sama
halnya dengan penjualan obligasi ke luar negeri, suatu saat akan memerlukan
pembayaran bunga dan nilai muka (face value) obligasi.
Defisit dan Surplus pada BOP (disequilibrium)
Meskipun
secara teoritis Bop harus berada pada kondisi nol
(ekuilibrium), namun pada kenyataannya ini seringkali
tidak tercapai. Ada tiga jenis dan penyebab disequilibrium pada Bop :
1.
Cyclical disequilibrium. Ada dua hal yang
dapat menyebabkan ini. Pertama, siklus bisnis/ekonomi yang berbeda antar
negara. Kedua, negara-negara memiliki elastisitas permintaan
pendapatan (income elasticity of demand) dan/atau elastisitas permintaan
harga (price elastisity of demand) yang berbeda.
2.
Secular disequilibrium. Merupakan
disequilibrium jangka panjang pada Bop, terjadi karena perubahan
ekonomi yang mendalam selama jangka waktu yang cukup
lama. perubahan ekonomi ini biasanya disebabkan adanya fase
perpindahan dari satu tahap pertumbuhan ke tahap yang lain.
Negara pada tahap pertumbuhan cenderung melakukan investasi domestik
> tabungan domestik, dan impor > ekspor. Defisit Bop disini terjadi
karena tidak ada dana untuk menutupi surplus impor.
3.
Structural disequilibrium. Ini terbagi menjadi dua :
·
Disequilibrium pada level barang dan jasa.
Terjadi ketika perubahan permintaan atau penawaran terhadap
ekspor ataupun impor merubah kondisi equilibrium yang telah ada. Bisa juga
terjadi ketika pendapatan banyak dihabiskan di luar negeri.
·
Disequilibrium pada level faktor (harga faktor).
Terjadi ketika harga faktor (misalnya tenaga kerja) tidak sesuai
dengan kondisi factor endowment di suatu negara. Misalnya jika
upah tenaga kerja terlalu tinggi, maka perusahaan akan
cenderung mencari negara lain untuk berproduksi, tentunya
yang biaya tenaga kerjanya lebih murah. Atau, impor akan
barang/jasa yang membutuhkan banyak tenaga kerja seandainya
diproduksi didalam negeri akan diperbanyak.
Ini akan mengakibatkan defisit pada Bop dan pengangguran di
dalam negeri.
Kebijakan untuk Mengurangi Defisit Bop
1.
Devaluasi, yaitu dengan menurunkan kurs tukar.
Penurunan kurs tukar berarti harga barang ekspor akan lebih murah bagi
konsumen luar negeri (karena kurs tukar kita melemah), dan
sebaliknya harga barang impor akan menjadi mahal bagi
konsumen dalam negeri. Ini akan mendorong ekspor dan menurunkan
impor, sehingga pada akhirnya dapat memperbaiki defisit pada Bop.
2.
Deflasi, yaitu dengan menurunkan tingkat harga umum
(deflasi terjadi ketika tingkat inflasi adalah minus). Dengan tujuan untuk
menurunkan permintaan agregat, pemerintah akan menaikkan pajak atau suku bunga.
Naiknya pajak akan menggerus daya beli masyarakat, sedangkan naikknya suku
bunga akan mendorong masyarakat untuk menabung (sehingga konsumsi berkurang).
Ketika konsumsi berkurang, impor diharapkan ikut berkurang dan mengurangi
defisit. Namun kebijakan ini sangat bergantung pada elastisitas permintaan
akan barang impor. Selain itu, juga dapat bertentangan dengan
kebijakan makro ekonomi lainnya karena
dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan menambah pengangguran.
3.
Kebijakan supply side, yaitu kebijakan dari sisi
penawaran dalam suatu perekonomian. Caranya adalah dengan memanipulasi sisi
penawaran (produksi) sehingga dalam jangka panjang akan meningkatkan
kekompetitfan ekonomi dan ekspor negara.
4.
Proteksionisme. Misalnya dengan menaikkan tarif/cukai,
memberlakukan kuota, persyaratan impor yang ketat, syarat kandungan
impor, dls. Intinya adalah untuk melindungi industri dalam negeri.
Dampak negatifnya, kebijakan ini dapat menghambat produksi
dalam negeri sehingga potensi ekspor ikut turun. Selain itu, industri
lokal mungkin menjadi kurang kompetitif karena diproteksi.
CARA - CARA
MELAKUKAN PEMBAYARAN INTERNASIONAL
Dalam melakukan pembayaran transaksi ekonomi luar negeri,
dapat digunakan beberapacara, antara lain:
1. Cash Pembayaran dilakukan dengan menggunakancheck/cheque
atau bank draft, pada saat barang dikirim oleh eksportir atau sebelumnya.
Cara ini sangat baik bagi eksportir yangkeadaan keuangannya lemah dan belum
kenal baik dengan importir.
2. Open Account Merupakan kebalikan dari caracas h, yaitu
pembayaran dilakukan setelah beberapa waktuatau kebijaksanaan importir setelah
barang dikirim kepada importir tanpa surat perintah pembayaran serta
dokumen-dokumen.
3. Commercial
Bill of Exchange. Merupakan cara yang paling umum dipakai dan sering disebut dr
aft atau trade bills, yaitu surat yang ditulis oleh penjual yang berisi
perintah kepada pembeli untuk membayar sejumlah uang tertentu pada waktu
tertentu di masa datang, yang biasanya disebut adedrafts. Jenis draft terdiri
dari; clean draftdan documentary draft.
4. Letter
of CreditL/C adalah suatu surat yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan
pembeli barang(importir) dimana bank tersebut yang menyetujui dan membayar
wesel yang ditarik oleh penjual barang (eksportir). Dengan demikian L/C
merupakan suatu alat pengganti kredit bank dan dapat menjamin pembayaran
bagi eksportir. Pihak yang terkait dalamL/Cadalah Opener (importir), Issuer
(bank yang mengeluarkanL/C), Ben efi cia r y atau penjual(eksportir), dan dalam
prakteknya ada satu pihak lagi yaitu Confirming Bank, yaitu bank di negara
eksportir. Jenis-jenis L/C:
·
Revocable L/C
Adalah L/C yang sewaktu-waktu dapat dibatalkan atau diubah
secara sepihak olehopener atau oleh issuing bank tanpa memerlukan persetujuan dari
beneficiary.
·
Irrevocable L/C
Irrevocable L/C adalah L/C yang tidak bisa dibatalkan selama
jangka berlaku (validity)yang ditentukan dalam L/C tersebut dan opening bank
tetap menjamin untuk menerima wesel-weselyang ditarik atas L/C tersebut.
Pembatalan mungkin juga dilakukan, tetapi harus atas persetujuansemua pihak
yang bersangkutan dengan L/C tersebut.
·
Irrevocable dan Confirmed L/C
L/C ini diangggap paling sempurna dan paling aman dari sudut
penerima L/C(beneficiary) karena pembayaran atau pelunasan wesel yang ditarik
atas L/C ini dijaminsepenuhnya oleh opening bank maupun oleh advising bank,
bila segala syarat-syaratdipenuhi, serta tidak mudah dibatalkan karena sifatnya
yangirr evocable.
·
Clean Letter of Credit
Dalam L/C ini tidak dicantumkan syarat-syarat lain untuk
penarikan suatu wesel. Artinya, tidak diperlukan dokumen-dokumen lainnya,
bahkan pengambilan uang dari kredit yang tersedia dapatdilakukan dengan
penyerahan kuitansi biasa.
·
Documentary Letter of Credit
Penarikan uang atau kredit yang tersedia harus dilengkapi
dengan dokumen-dokumenlain sebagaimana disebut dalam syarat-syarat dari L/C.
·
Documentary L/C dengan Red
ClauseJenis
L/C ini, penerima L/C (beneficiary) diberi hak untuk menarik
sebagian dari jumlah L/C yangtersedia dengan penyerahan kuitansi biasa atau
dengan penarikan wesel tanpa memerlukandokumen lainnya, sedangkan sisanya
dilaksanakan seperti dalam haldocumentary L/C. L/C ini merupakan kombinasi open
L/Cdengan documentary L/C.
·
Revolving L/C
L/C ini memungkinkan kredit yang tersedia dipakai ulang tanpa
mengadakan perubahansyarat khusus pada L/C tersebut. Misalnya, untuk jangka
waktu enam bulan, kredittersedia setiap bulannya US$ 1.200, berarti secara
otomatis setiap bulan (selama enam bulan) kredit tersedia sebesar US$
1.200, tidak peduli apakah jumlah itu dipakai atau tidak
·
Back to Back L/C
Dalam L/C ini, penerima (beneficiary) biasanya bukan pemilik
barang, tetapi hanya perantara. Oleh karena itu, penerima L/C ini terpaksa
meminta bantuan banknya untuk membuka L/C untuk pemilik barang-barang yang
sebenarnya dengan menjaminkan L/Cyang diterimanya dari luar negeri.
5. Private
Compensation adalah penyelesaian pembayaran dengan kompensasi utang piutang
tanpa perpindahanmata uang ke negara lain.
DEVISA
devisa adalah semua benda yang bisa digunakan untuk transaksi
pembayaran dengan luar negeri yang diterima dan diakui luas oleh dunia
internasional.
ALAT-ALAT PEMBAYARAN INTERNASIONAL
Devisa terdiri atas valuta asing, yaitu mata uang yang dapat
diterima oleh hampir semua negara di dunia (seperti US Dollar ($), Yen Jepang,
Euro, Poundsterling Inggris), emas,surat berharga yang berlaku untuk pembayaran
internasional, dan lainnya.
FUNGSI DEVISA:
1.
alat pembayaran hutang luar
negeri
2.
alat transaksi pembayaran
barang dan jasa luar negeri
3.
alat transaksi pembiayaan
hubungan dengan luar negri seperti membiayai kedutaan,misi budaya, hadiah,
bantuan, dll
4.
sebagai sumber pendapatan
Negara
SUMBER DEVISA BERSUMBER DARI
1. pinjaman / hutang luar negeri
2. hadiah, bantuan atau sumbangan luar negri
3. penerimaan deviden serta bunga dari luar negeri
4. hasil ekspor barang dan jasa
5. kiriman valuta asing dari luar negri
6. wisatawan yang belanja di dalam negeri
JENIS-JENIS DEVISA:
1. Devisa umum, yaitu devisa yang didapat dari kegiatan ekspor,
penjualan jasa serta bunga modal.
2. Devisa kredit, yakni adalah devisa yang diperoleh dari kredit
pinjaman luar negeri
NERACA
PERDAGANGAN INDONESIA JEPANG
Jepang
merupakan negara tujuan ekspor terbesar setelah China. Jika per September 2011
ekspor Indonesia ke China mencapai 14,90 miliar dollar AS, maka ke Jepang nilai
ekspor sebesar 13,63 miliar dolar AS. Sementara, ekspor ke AS sendiri berada di
peringkat ketiga dengan nilai sekitar 11,84 miliar dolar AS.
Ekspor
per Agustus mencapai nilai sekitar USD 22.99 miliar, terdiri dari ekspor migas
bernilai sekitar USD 11.06 miliar dan ekspor nonmigas bernilai sekitar USD
11,93 miliar.
Sementara
dari sisi impor mencapai sekitar USD 12,13 miliar, dengan impor migas senilai
USD 30,67 juta dan impor nonmigas senilai USD 12,10 miliar.
Walau
terjadi defisit neraca perdagangan senilai USD 165,8 juta, namun secara
keseluruhan neraca perdagangan Indonesia-Jepang surplus sekitar USD 10,86
miliar karena tingginya surplus ekspor-impor migas yang mencapai sekitar USD
11,03 miliar.