DEFINISI AKUNTANSI INTERNASIONAL :
definisi akuntansi internasional adalah memperluas akuntansi yang bertujuan umum (general purpose yang berorientasi nasional, dalam arti luas untuk
- Analisa komparatif internasional
- Pengukuran dari isu-isu pelaporan akuntansinya yang unik bagi transaksi2 bisnis mulitnasional
- kebutuhan akuntansi bagi pasar-pasar keuangan internasional
- harmonisasi keragaman pelaporan keuangan melalui aktivitas-aktivitas politik, organisasi, profesi dan pembuatan standar
suatu negara semakin
ditentukan oleh kekuatan persaingan global. Dalam dunia seperti ini,
keputusan-keputusan operasi, investasi dan pendanaan pembiayaan diwarnai oleh
implikasi-implikasi internasional. Dengan banyaknya keputusan yang berasal dari
data-data akuntansi, pengetahuan mengenai isu-isu akuntansi internasional
sangat penting untuk memperolah interpretasi dan pemahaman yang tepat dalam
komunikasi bisnis internasional. Dengan kata lain, saat ini akuntansi telah
berkembang dalam tahap masa kedewasaannya menjadi suatu aspek integral dari
bisnis dan keuangan global.
Fungsi akuntansi yang
demikian penting dalam kehidupan bisnis dan keuangan, menunjukkan bahwa
akuntansi dalam masyarakat bisnis/internasional melakukan fungsi jasa.
Akuntansi harus tanggap terhadap kebutuhan masyarakat yang terus berubah dan
harus mencerminkan kondisi budaya, ekonomi, hukum, sosial dan politik dari
masyarakat tempat dia beroperasi. Dengan demikian akuntansi harus berada tetap
dalam kedudukannya yang berguna secara teknis dan sosial.
Sejarah akuntansi dan
akuntan, memperlihatkan perubahan yang terus menerus, suatu proses yang
tampaknya dilalui akuntansi secara konsisten. Pada suatu waktu, akuntansi lebih
mirip sistem pencatatan bagi jasa-jasa perbankan tertentu dan bagi rencana
pengumpulan pajak. Kemudian muncul pembukuan double entry untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan usaha perdagangan. Industrialisasi dan pembagian tenaga
kerja memungkinkan dibuatnya analisa perilaku biaya dan adanya akuntansi
Perkembangan bisnis secara global menuntut perubahan-perubahan mendasar terhadap sistem laporan keuangan sesuai dengan standar internasional. IFRS (International Financial Reporting Standard) merupakan syarat mutlak yang akan diberlakukan untuk setiap institusi bisnis yang terdaftar di lantai bursa Amerika dan Eropa. Walaupun begitu, IFRS masih menjadi polemik untuk beberapa negara khususnya di Jepang maupun Indonesia bahkan memilki image negative di kalanganpara akuntan. Namun IFRS tidak mengakui net income tetapi comprehensive income yang ternyata justru dianggap merugikan karena yang akan tercantum dalam laporan keuangan adalah perusahaan yang terus merugi. Sehingga nilai asset bisa mengalami revaluasi beberapa kali. Padahal, pajak baru boleh direvaluasi setelah 5 tahun. Amerika serikat memutuskan untuk memakai IFRS mulai tahun 2011 sedangkan Uni Eropa sudah mulai mewajibkan untuk mempersiapkan laporan keuangan dengan standar IFRS. Penerapan IFRS diawali dengan proses harmonisasi, membandingkan dengan local standard (GAAP- generally acceptance accounting principles. Kemudian diikuti dengan convergence, menyatukan standar lokal dengan IFRS dan akhirnya full adoption, menggunakan standar IFRS sepenuhnya.
Internasionalisasi Profesi Akuntansi adalah Komunitas investasi internasional akan menginginkan kerjasama internasional antar akuntan-akuntan profesional dan bahwa organisasi – organisasi akuntansi internasionaal harus mampu memberikan keharmonisan profesional yang lebih baik diseluruh dunia. Praktik professional internasional dari akuntansi profesional terdapat dalam 3 tingkat, yang hampir pararel dengan struktur sektor sektor idustri dalam ekonomi atau pola organisasional umum dari sisttem penyediaan jasa professional. Tingkatan paling terpadu adalah perusahaan-perusahaan ”Big Six” yaang berdomisili di Amerika-Inggris, yang memiliki nama tunggal diseluruh dunia. Walaupun terdapat sejumlah perbedaan operasional anara ke 6 perusahaan ini, mereka mirip satu sama lainnya. Ada profit sharing antar patner diseluruh dunia. Akuntansi teknis, auditing dan jasa konsultasi diharmonisasikan secara global melalui prosedur-prosedur yang rumit. Contoh : ernest & young, Pada tingkatan kedua terdapat 8 hingga 10 perusahaan yang beroperasi global dengan satu nama tetapi dengan basis federasi atar perusahaan-perusahaan nasional yang dipilih. Fedrasi ini mengkombinasikan keuntungan dari nama internasional dan standar kerja profesional yang disetujui secara internasional dengan identitas perusahaan nasional dan usaha pengembangan bisnis di negara masing. Ex : gramnd thomton. Kerjasama di tingkat ketiga bersifat informal dan seringkali terbatas pada basis :Jika dibutuhkan” Terdapat pada kantor-kantor akuntan profesional regional dan pada kantor-kantor akuntan kecil serta praktisi-praktisi individual yamg bekerja sama dengan kantor CPA
Ada 3 kekuatan utama yang
mendorong bidang akuntansi kedalam dimensi internasional yang terus tumbuh.
Kekuatan kekuatan itu adalah (1) Faktor lingkungan, (2) Internasionalisasi dan
disiplin akuntansi, dan (3)internasionalisasi dari profesi akuntansi.
Faktor-Faktor Lingkungan
Baik Negara maju atau Negara berkembang besar atau kecil pada belahan bumi yang satu ataupun yang lain, semuanya mengalami hubungan internasional yang lebih erat dan ketergantungan ekonomi yang tinggi. Ada 15 faktor lingkungan yang memberi dampak pada akuntansi. Pemilihan bersifat subyektif dan daftarnya bisa berubah dengan berlalunya waktu.
Internasionalisasi Disiplin Akuntansi
Tiga faktor Kunci telah memainkan peranan yang menentukan dalam internasionalisme (bidang atau disiplin) akuntansi:
1. Spesialisasi
Seperti halnya ilmu kedokteran, pada saat ini spesialisasi dalam akuntansi adalah suatu fakta misal di USA dan Jerman.akuntansi internasionak adalah satu bidang keahlian yang diakui dalam bidang akuntasi bersama-sama dengan akuntansi pemerintahan, akuntansi perpajakan, auditing, akuntansi manajemen, akuntansi perilaku dan sistem informasi.
2. Sifat internasional dari sejumlah masalah teknis
Perdagangan internasional, operasi bisnis multinasinal, investasi asing dan transaksi-transaksi pasar merupakan masalah yang unik dalam internasionalisme akuntansi
3. Alasan historis
Sejarah akuntansi adalah sejarah internasional .Pembukuan double entry yang dianggap sebagai asal mula akuntansi yang ada sekarang yang bermigrasi ke beberapa negara termasuk indonesia. Wansan akuntasi dengan demikian, bersifat internasional
Faktor-Faktor Lingkungan
Baik Negara maju atau Negara berkembang besar atau kecil pada belahan bumi yang satu ataupun yang lain, semuanya mengalami hubungan internasional yang lebih erat dan ketergantungan ekonomi yang tinggi. Ada 15 faktor lingkungan yang memberi dampak pada akuntansi. Pemilihan bersifat subyektif dan daftarnya bisa berubah dengan berlalunya waktu.
Internasionalisasi Disiplin Akuntansi
Tiga faktor Kunci telah memainkan peranan yang menentukan dalam internasionalisme (bidang atau disiplin) akuntansi:
1. Spesialisasi
Seperti halnya ilmu kedokteran, pada saat ini spesialisasi dalam akuntansi adalah suatu fakta misal di USA dan Jerman.akuntansi internasionak adalah satu bidang keahlian yang diakui dalam bidang akuntasi bersama-sama dengan akuntansi pemerintahan, akuntansi perpajakan, auditing, akuntansi manajemen, akuntansi perilaku dan sistem informasi.
2. Sifat internasional dari sejumlah masalah teknis
Perdagangan internasional, operasi bisnis multinasinal, investasi asing dan transaksi-transaksi pasar merupakan masalah yang unik dalam internasionalisme akuntansi
3. Alasan historis
Sejarah akuntansi adalah sejarah internasional .Pembukuan double entry yang dianggap sebagai asal mula akuntansi yang ada sekarang yang bermigrasi ke beberapa negara termasuk indonesia. Wansan akuntasi dengan demikian, bersifat internasional
Porsi Pengembangan
Akuntansi Internasional
Selanjutnya
Choi et.al (1998 ; 38) mengungkapkan bahwa secara struktural
pengembangan akuntansi internasional yang terjadi sekarang meliputi porsi
sebagai berikut :
1.
Pola Pengembangan Komparatif
Pendekatan yang dikembangkan oleh
Mueller yang berbeda terhadap pengembangan akuntansi dapat diamati di
negara-negara barat yang memiliki sistem ekonomi yang berorientasi pasar,
meliputi; Pola makorekonomis, pola mikroekonomis, pendekatan disiplin
independen, dan pendekatan akuntansi seragam.
Pola Makroekonomis
Tujuan
perusahaan bisnis tentu saja lebih sempit daripada kebijakan ekonomi nasional.
Perusahaan mempunyai tujuan tertentu yang harus dicapai, seringkali beroperasi
dalam dimensi dan ruang waktu yang terbatas, dan bertanggunggugat kepada
kelompok-kelompok kepemilikan yang jelas. Konsekuensinya, tujuan perusahaan
secara normal mengikuti kebijakan nasional. Hal ini bukan kondisi absolut,
karena perusahaan bisnis merupakan bagian dari kepntingan publik yang
mempengaruhi dan mengarahkan kebijakan-kebijakan nasional; jadi ada hubungan
sebab-akibat timbal balik.
Ada
tiga pernyataan yang berkaitan dengan pola ini yaitu :
1.
Perusahaan bisnis merupakan unit essential dalam struktur ekonomi suatu negara.
2.
Perusahaan bisnis mencapai tujuannya dengan cara yang terbaik melalui
koordinasi erat aktivitas-aktivitasnya dengan kebijakkan-kebijakkan ekonomi
nasional dalam lingkungannya.
3.
Kepentingan publik dilayani dengan baik jika akuntansi perusahaan bisnis saling
berhubungan erat dengan kebijakan nasional.
Akuntansi
keuangan yang berorientasi pada makrekonomi mungkin mengakui secara formal
nilai penemuan dari mineral atau kandungan minyak, emnhitung beban depresiasi
atas peralatan produkstif berdasarkan unit produksi, dan mengizinkan
penghapusan biaya tertentu dengan cepat jika hal ini merupakan kepentingan
pembangunan ekonomi regional atau nasional.
Pola Mikroekonomis
Ekonomi
yang berorientasi pada pasar, termasuk ekonomi yang tidak begitu banyak
mendapat campur tangan administrasi pemerintah pusat, mempercayakan sebagian
besar kesejahteraan ekonomi kepada aktivitas-aktivitas bisnis dari
indvidu-individu dan masing-masing perusahaan bisnis. Dengan demikian, dalam
ekonomi ini, terdapat suatu orientasi fundamental yang mengarah pada setiap sel
dari akivitas ekonomi. Hal ini begitu berurat berakar di organisasi-organisasi
ekonomi barat dimana orientasi ini berlaku bagi banyak proses bisnis, hukum,
legislative dan sosial.
Dengan
aktivitas-aktivitas swasta dan bisnis sebagai inti urusan dalam ekonomi yang
berorientasi kepada pasar dan dengan akuntansi melakukan fungsi jasa bagi
bisnis dan perusahaan-perusahaan bisnis, tampaknya wajar saja bahwa akuntansi
akan mengorientasikan dirinya kepada pertimbangan-pertimbangan mikro yang sama,
yang telah terbentuknya secara mapan dalam lingkungannya.
Beberapa
pernyataan yang berkaitan dengan pola ini menyangkut:
1.
Perusahaan menyediakan titik-titik vokal bagi aktivitas-aktivitas ekonomi
2.
Kebijakan utama perusahaan bisnis adalah untuk menjamin kelangsungan hidupnya.
3.
Optimasi dalam pengertian ekonomi adalah kebijakkan terbaik perusahaan untuk
bertahan
4.
Akuntansi, sebagai cabang ekonomi bisnis, mendapatkan konsep-konsep dan
aplikasi-aplikasinya dari analisis ekonomi.
Konsep
akuntansi utama dalam pola pengembangan yang didasarkan pada mikro ekonomi
adalah bahwa proses akuntansi harus mempertahankan secara konstan jumlah
investasi modal moneter dalam perusahaan dalam nilai riil.
Disiplin Independen
Menganggap
akuntansi sebagai fungsi jasa dari bisnis memberikan ruang yang cukup untuk
menyimpulkan bahwa akuntansi dapat membangun kerangka yang berguna bagi dirinya
yang disaring dari proses bisnis yang dilayaninya. Jika hal ini mungkin
dilakukan, maka dukungan konseptual dari suatu disiplin seperti ekonomi tidak
dibutuhkan. Akuntansi dengan kata lain , bergantung pada dirinya menjadi suatu
disiplin yang independen.
Keseragaman Akuntansi
Ada
tiga pendekatan praktis atas pola pengembangan keseragaman akuntansi :
1.
Pendekatan bisnis
Dalam pendekatan ini, keseragaman
akuntansi ditujukan secara khusus kepada pemakai-pemakai tertentu data
akuntansi. Pendekatan ini mempertimbangkan secara penuh
karakteristik-karakteristik bisnis dan lingkungan bisnis tempat dimana data
dikumpulkan, diproses dan dikomunikasikan. Pendekatan ini merupakan suatu
pendekatan pragmatis yang sangat bergantung pada konvensi dan paling sering
dipakai dalam perancangan bagan-bagan akun terpisah yang seragam, yaitu bagi
suatu cabang industri atau perdagangan
2. Pendekatan ekonomi
Pendekatan ekonomi bagi
keseragaman akuntansi pada dasarnya adalah pendekatan makro. Pendekatan ini
mengakaitkan akuntansi dengan kebijakan publik. Badan-badan hukum dan peraturan
publik digunakan untuk menjalankan sistem yang telah terbentuk dalam pola
pengembangan seperti itu. Pertimbangan-pertimabangan akuntansi teknis berada
pada tingkatan kedua, dan pertimbangan-pertimbangan kebijakan nasional berada
pada tingkatan paling atas.
3. Pendekatan teknis
Pendekatan akuntansi teknis atas
pengembangan keseragaman merupakan pekerjaan para akademisi. Pendekatan ini
bersifat analitis, dimana pendekatan ini berusaha memperoleh keseragaman dari
prinsip-prinsip dasar pembukuan double
9
entry. Pendekatan ini juga merupakan
pendekatan umum karena perhatian langsung diberikan kepada
karakteristik-karakteristik bisnis tertentu dari transaksi-transaksi akuntansi
atau proses akuntansi. Terakhir, orientasi yang luas dari pendekatan ini pada
hakekatnya bersifat teoritis.
Wolk
& Tearney, (1992; 578)
menggagas, bahwa secara teoritis ada tiga model yang disodorkan untuk
menyeragamkan pemahaman mengenai akuntansi internasional, yaitu :
1.
Absolute uniformity
2.
Circumstantial uniformity
3.
Purposive uniformity
Absolute uniformity, berarti satu set standar
akuntansi yang baik dalam satu format pelaporan keuangan akan berlaku di
seluruh komunitas ekonomi internasional tanpa membeda-bedakan keadaan ekonomi
dan kebutuhan pemakai. Circumstantial uniformity, berdasarkan basis
transnasional yang mengijinkan perbedaan metode akuntansi yang digunakan dimana
keberadaan akuntansi ditunjukan. Sedangkan Purposive uniformity, akan
mempertimbangkan kedua keadaan perbedaan yang mendasarinya seperti halnya
kebutuhan pemakai yang berbeda dan manfaatnya.
2.
Pengembangan yang didasarkan pada Kerangka-Kerangka Konseptual
Sejak berdiri tahun 1973, FASB
telah memulai upaya utamanya untuk membentuk kerangka konseptual bagi akuntansi
keuangan. Kerangka konseptual ang dikembangkan tersebut menggunakan dasar
pikiran akuntansi sebagai suatu disiplin independen. Faktor-faktor internal
atau intrinsic dari akuntansi disusun secara hirarkis dan berhubungan secara
horizontal dalam usaha untuk mengembangkan struktur internal yang komprehensif
dan konsisten bagi semua aspek disiplin akuntansi keuangan. William C. Norby
membuat model keseluruhan kerangka konseptual tersebut menjadi sebuah
pyramid yang saling berhubungan
.